Dibaca 14 Pengguna
Menghindari Persalinan Prematur di Kehamilan Berikutnya
Di tulis oleh
ganar.gatul@gmail.com
|
06 September 2021
menghindari-persalinan-prematur-di-kehamilan-berikutnya

Persalinan prematur terjadi akibat berbagai macam hal yang berbeda-beda pada tiap kasusnya. Kebanyakan persalinan prematur terjadi secara spontan, namun ada juga yang terjadi akibat beberapa faktor risiko seperti:

1. Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya

2. Riwayat operasi bedah kaisar dan penggunaan obat untuk merangsang kontraksi pada kehamilan sebelumnya

3. Kondisi rahim dan serviks, seperti fibroid atau serviks yang lemah

4. Riwayat hamil kembar

5. Penyakit pada saat kehamilan seperti infeksi, diabetes melitus, tekanan darah tinggi, dan lain-lain

6. Pengaruh genetik

Oleh karena itu, tentu kita perlu memahami apa saja hal-hal yang bisa meningkatkan risiko persalinan prematur sehingga kita dapat mencari solusi untuk menghindarinya.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, riwayat persalinan prematur dapat meningkatkan risiko persalinan prematur pada kehamilan selanjutnya. Bagaimana cara menghindarinya? Hal pertama yang harus dilakukan adalah konsultasikan hal ini dengan dokter anda. Selanjutnya hal yang dapat anda lakukan antara lain:

  • Makan makanan sehat dan bergizi
  • Hindari merokok, minum alkohol, dan mengkonsumsi obat-obatan
  • Olahraga teratur (namun jangan berlebihan)
  • Kontrol stress, emosi dan rasa cemas dalam diri anda
  • Lakukan antenatal care (ANC) segera setelah anda mengetahui bahwa anda sedang hamil
  • Konsultasikan dengan dokter anda, mengenai terapi progesterone jika anda memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya
  • Jarangkan waktu kehamilan minimal 18 bulan dari kehamilan sebelumnya

Meskipun anda sudah mengikuti semua anjuran yang diberikan dokter, anda masih memiliki kemungkinan untuk memiliki bayi prematur. Jaga kesehatan diri anda sendiri, demi kesehatan dan perkembangan si buah hati di dalam kandungan anda.


Referensi:
1. NICHD. What are the risk factors for preterm labor and birth?. 2017. Diunduh dari: https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preterm/conditioninfo/who_risk

2.
Mayo Clinic. Preterm Labor. 2019. Diunduh dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preterm-labor/symptoms-causes/syc-20376842

3.
Minnesota Department of Health. Prevention of premature births. 2015. Diunduh dari: https://www.health.state.mn.us/people/womeninfants/prematurity/prevention.html

4.
March of Dimes. Preterm labor and premature birth: are you at risk. 2018. Diunduh dari: https://www.marchofdimes.org/complications/preterm-labor-and-premature-birth-are-you-at-risk.aspx

Bagikan Artikel
Artikel Lainnya

biaya-yang-dibutuhkan-untuk-perawatan-intensif-di-nicu
Dibaca 10 Pengguna
Biaya yang Dibutuhkan untuk Perawatan Intensif di NICU
NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan tempat pertama yang akan dituju untuk perawatan para bayi dengan kebutuhan khusus seperti bayi prematur sejak dilahirkan. Tujuan utama seorang bayi dirawat di NICU adalah untuk menjaga kelangsungan hidup bayi yang lahir dalam kondisi lemah sampai tubuhnya mampu beradaptasi sendiri biasanya dari baru lahir hingga usia 30 hari. Bayi yang dirawat dalam ruang NICU memerlukan perawatan khusus di bawah pemantauan tim medis. Dokter dan perawat yang bertugas juga telah terlatih dalam mengurus bayi lahir prematur atau dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah agar bayi bisa tetap sehat dan dapat pulang kembali ke rumah mereka. Banyak hal yang dapat menentukan berapa lama bayi akan dirawat di ruang NICU. Beberapa pertimbangan ketika bayi sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, yaitu: Mampu makan tanpa bantuan selang, Bisa bernapas dengan baik tanpa adanya perubahan di organ dalamnya, Mampu mengatur suhu tubuhnya di luar inkubator NICU. Bayi yang harus dirawat ke dalam ruang NICU, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan ada biaya yang mencapai Rp10-15 juta/hari karena kebutuhan dan kondisi khusus bayi itu sendiri. Biaya rata-rata perawatan NICU di Indonesia sekitar Rp 500 ribu hingga 2 juta per hari, tergantung jenis kamar, kelengkapan alat-alat, dan jenis perawatan yang dibutuhkan. Dengan jumlah tersebut, masyarakat ekonomi lemah tentu tidak mampu menjangkaunya. Apabila bayi Anda harus mendapatkan perawatan di ruang NICU, pastikan Anda telah mendapatkan informasi yang lengkap mengenai fasilitas, biaya, serta aturan yang diterapkan rumah sakit. Berbagai informasi tersebut dapat Anda dapatkan dari dokter maupun dari petugas di rumah sakit.Sumber :1. Cheah I G S. Economic assessment of neonatal intensive care. Transl Pediatr. 2019. Volume 8(3); page 246-256.2. Narang A, Kiran P S S, Kumar P. Cost of neonatal intensive care in a tertiary care center. Indian Pediatr. 2005. Vol 42(10); 989-997.3. Shanmugasundaram R, Pdamapriya E, Shyamala J. Cost of neonatal intensive care. Indian J Peditr. 1998. Issue 65; 249-255.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
post-partum-depression-baby-blues
Dibaca 11 Pengguna
Post Partum Depression Baby Blues
Melihat kurangnya waktu tidur, tanggung jawab dan kewajiban baru, serti kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak heran jika banyak ibu baru merasa emosinya naik turun. Faktanya, depresi ringan dan mood swing adalah hal yang sangat sering dialami oleh ibu baru dan hal ini sering disebut dengan baby blues. Mayoritas wanita mengalami setidaknya beberapa gejala depresi pasca-melahirkan dan baby blues segera setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang tiba-tiba setelah melahirkan, ditambah dengan stres, kurang tidur, dan kelelahan merawat bayi. Jika gejala hanya muncul beberapa minggu setelah melahirkan ini hanyalah baby blues dan biasanya memang normal dialami ibu baru, namun jika gejala bertahan hingga berbulan-bulan dan malah semakin parah, anda mungkin mengalami hal yang disebut post partum depression. Pada awalnya gelaja post partum depression memiliki gejala yang sama dengan baby blues seperti mood swing, sering merasa sedih bahkan menangis tiba-tiba, sulit tidur, sering merasa lelah, kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya, serta mudah tersinggung dan marah. Perbedaannya gejala post partum depression biasanya lebih parah (seperti rasa putus asa, merasa tidak menjadi ibu yang baik, bahkan sampai tidak mau mengurus anak). Gejala lainnya yang mungkin muncul antara lain: Menjadi lebih menarik diri anda dari pasangan, atau merasa tidak memiliki ikatan (bonding) yang cukup dengan bayi Memiliki kecemasan yang berlebihan mengenai bayi anda, padahal tidak terjadi apa-apa dengan bayi anda Selalu merasa bersalah atau tidak berharga yang selalu membebani pikiran anda, bahkan anda terkadang sampai memiliki keinginan untuk bunuh diri Jika anda sudah merasakan gejala ini bahkan hingga lebih dari 2 minggu setelah melahirkan, segera konsultasikan dengan dokter, apalagi jika perasaan tersebut sampai mengganggu dan membuat anda kesulitan merawat bayi dan menjalani aktivias sehari-hari anda. Beberapa mungkin butuh pengobatan khusus seperti psikoterapi dan obat-obatan, namun pasti berbeda-beda bagi tiap penderita. Dan perlu diingat, dukungan keluarga sangatlah penting untuk keberhasilan terapi. Untuk ibu dengan bayi yang lahir prematur, pasti memiliki tekanan emosional yang lebih tinggi, ditambah lagi kondisi sang bayi yang mungkin sangat kurang baik, dan ini pasti menjadi hari-hari buruk untuk anda lewati setiap hari mengingat bahwa bayi anda masih perlu penanganan intensif di rumah sakit. Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi rasa stress, menjadi lebih tenang, serta nyaman untuk anda dan juga bayi anda. Fokus untuk apa yang dapat anda lakukan hari ini, lakukan segala pekerjaan yang anda rencanakan hari ini dengan penuh semangat. Usahakan untuk selalu tersenyum, anda bisa menyalurkan perasaan positif k esekitar anda, dan tentunya ke bayi anda. Jangan terburu-buru, lakukan segalanya dengan tenang dan perlahan-lahan. Selalu bicara dan berpikiran positif “Saya disini untuk anak saya, kita pasti bisa melewati semua yang akan terjadi selanjutnya” Luangkan waktu sebentar untuk menarik nafas, relaksasikan otot-otot anda, dan segarkan pikiran anda.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
bagaimana-perkembangan-bayi-anda?
Dibaca 0 Pengguna
Bagaimana Perkembangan Bayi Anda?
Kenali perkembangan bayi anda dan catat kapan ia bisa melakukannya. Jika ditemukan satu atau lebih tanda bahaya dibawah ini, segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan ya! Usia Koreksi 2 Bulan Senyum Responsif (bila diajak senyum). Dapat bersuara/ cooing (ah, uh). Dapat membuka dan mengepal tangan. Dapat mengangkat kepala dan dada saat tengkurap. Segera konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan bila bayi: Tidak berespons terhadap suara keras. Tidak dapat menatap wajah. Tidak dapat mengangkat kepala saat tengkurap. Usia Koreksi 4 Bulan Tertawa spontan dan keras. Menoleh ke arah suara. Berguling (tengkurap ke telentang). Telapak tangan tidak mengepal. Bersuara/ cooing panjang (aah, uuh). Menopang dada dengan siku dan pergelangan tangan saat tengkurap. Bermain dengan jari-jari di tengah tubuh. Menggenggam benda. Segera konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan bila bayi: Tidak pernah memperhatikan sesuatu/ benda yang bergerak. Tidak pernah mengeluarkan suara atau bunyi (cooing). Tidak dapat menggerakkan tangan ke tengah tubuh. Usia Koreksi 6 Bulan Tersenyum ketika melihat wajah di cermin. Menoleh ketika namanya dipanggil. Mulai mengucapkan bunyi konsonan (bergumam dengan “m”,”b”). Duduk sebentar tanpa ditopang. Meraih dan mulai memindahkan barang dari satu tangan ke tangan yang lain. Mengeluarkan vokal bersama saat mengoceh (“ah”,”eh”,”oh”) dan suka bergiliran membuat suara dengan pengasuhnya. Berguling dari tengkurap ke telentang, dan sebaliknya. Meraup objek dengan 4 jari. Mencoba memasukkan makanan/ sesuatu ke mulut. Segera konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan bila bayi: Tidak pernah tersenyum/ tertawa. Wajah tanpa ekspresi dan tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak menoleh ke arah suara. Tidak pernah mengeluarkan suara vokal (“ah”,”eh”,”oh”). Tidak dapat mengangkat kepala dan menopang dada saat tengkurap. Tidak pernah berupaya untuk meraih benda yang berada dalam jangkauannya. Tangan (sering) mengepal. Tampak sangat kaku atau sangat lemas. Sumber : Kementerian Kesehatan RI. Kiat Meningkatkan Produksi ASI. Buku KIA untuk Bayi Kecil. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency). 2021:26-28.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
Konsultasi Bersama Pradini