Dibaca 9 Pengguna
Peran Khusus Kakek dan Nenek Bayi Prematur
Di tulis oleh
ganar.gatul@gmail.com
|
06 September 2021
peran-khusus-kakek-dan-nenek-bayi-prematur

Orang tua dari bayi prematur mengalami banyak tekanan di bulan-bulan awal kehidupan bayi mereka. Sedikit bantuan dan dukungan emosional dari teman dan keluarga dapat membantu orang tua mengatasi dengan lebih baik. Sebagai kakek dan nenek, ada baiknya bagi anda untuk bertanya kepada orang tua bagaimana tepatnya Anda dapat membantu. Kakek dan nenek, terutama nenek, adalah orang penting di keluarga dalam merawat dan membesarkan buah hati. Selain memberikan bantuan untuk merawat dan mengurus buah hati, seperti menjaganya dan membantu menidurkan, kakek dan nenek tanpa diragukan lagi akan memberikan kasih sayang yang besar yang tidak bisa buah hati dapatkan dari orang lain.

Kakek dan nenek biasanya akan sangat senang apabila dilibatkan dalam pengasuhan anak. Sayangnya, keterlibatan itu bisa mengakibatkan konflik, ketidaksetujuan karena nilai yang dianut oleh mereka berbeda dengan orang tua dan hal lainnya. Zaman berubah, kebiasaan ibu juga berubah, pemahaman ibu sekarang juga berubah mengenai cara merawat anak. Ada hal-hal yang diyakini kakek dan nenek bisa saja saat ini sudah tidak dipakai lagi atau tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu, kakek dan nenek perlu mengetahui beberapa hal sehingga perawatan dan pengasuhan bayi menjadi lebih baik dan optimal. Serta perlu dipahami bahwa pasti kakek dan nenek memiliki niat dan maksud yang baik untuk memberikan segala yang terbaik untuk bayi anda. Oleh karena itu, jika terjadi perbedaan pendapat bicarakanlah dengan baik tanpa perlu membesarkan masalah.

Berikut beberapa hal yang perlu dipahami oleh kakek dan nenek dalam membantu merawat cucunya:

1. Dukung agenda yang digunakan orang tua untuk pola membesarkan anak. Berikan dukungan penuh atas apapun yang mereka butuhkan saat ini.

2. Anda harus sadar bahwa pemahaman zaman dulu berbeda dengan sekarang, ada beberapa hal yang tidak bisa lagi dipakai sekarang. Ilmu pengetahuan selalu berkembang, banyak hal-hal yang dulunya dianggap benar belum tentu sekarang masih diterapkan. Misalnya, posisi tidur aman bayi. Sebagian besar kakek dan nenek mungkin menganggap bayi tidur tengkurap itu boleh-boleh saja. Bagi ibu zaman sekarang, itu sudah tidak berlaku lagi. Umumnya dokter dan ahli merekomendasikan bayi untuk tidur terlentang, apalagi di usia-usia awal bayi karena tidur tengkurap (posisi perut) dianggap berbahaya. Beresiko untuk bayi mengalami kematian mendadak akibat tidak bisa bernapas.

3. Jangan mengajukan saran kecuali memang diminta. Jangan menambah beban pikiran masalah pada orang tua dengan hal-hal yang tidak perlu dulu untuk sekarang ini. Hal ini akan lebih sedikit membantu mereka dalam menghadapi masalah dalam merawat bayinya.

4. Lebih bersabar dan tenang menghadapi respon orang tua dalam menghadapi masalah kondisi bayinya. Jangan tambah menakuti dengan pendapat-pendapat yang memicu stres. Justru mengatakan hal-hal positif mengenai bayi mereka akan lebih membantu.

5. Dengarkan jika mereka ingin mencurahkan isi hati dan pikiran mereka dalam menjalani proses saat ini. Orang tua pasti memiliki perasaan yang campur aduk mengenai kondisi bayi prematur mereka. Hal ini mungkin akan terjadi dalam beberapa minggu, bulan bahkan bertahun-tahun.

6. Jangan berharap dapat langsung memeluk bayi segera setelah dia pulang. Bayi prematur sangat sensitif terhadap sentuhan, suara, infeksi, dan hal-hal lain di lingkungannya, sehingga pelukan atau sentuhan seringkali dibatasi atau bahkan tidak diperbolehkan. Orang tua juga pasti akan sangat protektif bagi bayi prematur mereka.

7. Beri kesempatan ibu menyaksikan sendiri pertama kali proses perkembangan (milestone) bayinya.



Referensi :

1. Verywellfamily. The ultimate guide for new preemie grandparents. 2020. Diunduh dari: https://www.verywellfamily.com/the-ultimate-guide-for-new-preemie-grandparents-2748441|

2.
Tommy’s. Managing relationships after premature birth. 2020. Diunduh dari: https://www.tommys.org/pregnancy-information/premature-birth/coping-with-premature-birth/managing-relationships-after-premature-birth

3.
Polomeno V. Perinatal education and grandparenting: creating an interdependent family environment. part 1: documenting the need. J Perinatal Educ. 1999. Issue 8(2): page 28-38.

Bagikan Artikel
Artikel Lainnya

biaya-yang-dibutuhkan-untuk-perawatan-intensif-di-nicu
Dibaca 10 Pengguna
Biaya yang Dibutuhkan untuk Perawatan Intensif di NICU
NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan tempat pertama yang akan dituju untuk perawatan para bayi dengan kebutuhan khusus seperti bayi prematur sejak dilahirkan. Tujuan utama seorang bayi dirawat di NICU adalah untuk menjaga kelangsungan hidup bayi yang lahir dalam kondisi lemah sampai tubuhnya mampu beradaptasi sendiri biasanya dari baru lahir hingga usia 30 hari. Bayi yang dirawat dalam ruang NICU memerlukan perawatan khusus di bawah pemantauan tim medis. Dokter dan perawat yang bertugas juga telah terlatih dalam mengurus bayi lahir prematur atau dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah agar bayi bisa tetap sehat dan dapat pulang kembali ke rumah mereka. Banyak hal yang dapat menentukan berapa lama bayi akan dirawat di ruang NICU. Beberapa pertimbangan ketika bayi sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, yaitu: Mampu makan tanpa bantuan selang, Bisa bernapas dengan baik tanpa adanya perubahan di organ dalamnya, Mampu mengatur suhu tubuhnya di luar inkubator NICU. Bayi yang harus dirawat ke dalam ruang NICU, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan ada biaya yang mencapai Rp10-15 juta/hari karena kebutuhan dan kondisi khusus bayi itu sendiri. Biaya rata-rata perawatan NICU di Indonesia sekitar Rp 500 ribu hingga 2 juta per hari, tergantung jenis kamar, kelengkapan alat-alat, dan jenis perawatan yang dibutuhkan. Dengan jumlah tersebut, masyarakat ekonomi lemah tentu tidak mampu menjangkaunya. Apabila bayi Anda harus mendapatkan perawatan di ruang NICU, pastikan Anda telah mendapatkan informasi yang lengkap mengenai fasilitas, biaya, serta aturan yang diterapkan rumah sakit. Berbagai informasi tersebut dapat Anda dapatkan dari dokter maupun dari petugas di rumah sakit.Sumber :1. Cheah I G S. Economic assessment of neonatal intensive care. Transl Pediatr. 2019. Volume 8(3); page 246-256.2. Narang A, Kiran P S S, Kumar P. Cost of neonatal intensive care in a tertiary care center. Indian Pediatr. 2005. Vol 42(10); 989-997.3. Shanmugasundaram R, Pdamapriya E, Shyamala J. Cost of neonatal intensive care. Indian J Peditr. 1998. Issue 65; 249-255.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
post-partum-depression-baby-blues
Dibaca 11 Pengguna
Post Partum Depression Baby Blues
Melihat kurangnya waktu tidur, tanggung jawab dan kewajiban baru, serti kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak heran jika banyak ibu baru merasa emosinya naik turun. Faktanya, depresi ringan dan mood swing adalah hal yang sangat sering dialami oleh ibu baru dan hal ini sering disebut dengan baby blues. Mayoritas wanita mengalami setidaknya beberapa gejala depresi pasca-melahirkan dan baby blues segera setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang tiba-tiba setelah melahirkan, ditambah dengan stres, kurang tidur, dan kelelahan merawat bayi. Jika gejala hanya muncul beberapa minggu setelah melahirkan ini hanyalah baby blues dan biasanya memang normal dialami ibu baru, namun jika gejala bertahan hingga berbulan-bulan dan malah semakin parah, anda mungkin mengalami hal yang disebut post partum depression. Pada awalnya gelaja post partum depression memiliki gejala yang sama dengan baby blues seperti mood swing, sering merasa sedih bahkan menangis tiba-tiba, sulit tidur, sering merasa lelah, kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya, serta mudah tersinggung dan marah. Perbedaannya gejala post partum depression biasanya lebih parah (seperti rasa putus asa, merasa tidak menjadi ibu yang baik, bahkan sampai tidak mau mengurus anak). Gejala lainnya yang mungkin muncul antara lain: Menjadi lebih menarik diri anda dari pasangan, atau merasa tidak memiliki ikatan (bonding) yang cukup dengan bayi Memiliki kecemasan yang berlebihan mengenai bayi anda, padahal tidak terjadi apa-apa dengan bayi anda Selalu merasa bersalah atau tidak berharga yang selalu membebani pikiran anda, bahkan anda terkadang sampai memiliki keinginan untuk bunuh diri Jika anda sudah merasakan gejala ini bahkan hingga lebih dari 2 minggu setelah melahirkan, segera konsultasikan dengan dokter, apalagi jika perasaan tersebut sampai mengganggu dan membuat anda kesulitan merawat bayi dan menjalani aktivias sehari-hari anda. Beberapa mungkin butuh pengobatan khusus seperti psikoterapi dan obat-obatan, namun pasti berbeda-beda bagi tiap penderita. Dan perlu diingat, dukungan keluarga sangatlah penting untuk keberhasilan terapi. Untuk ibu dengan bayi yang lahir prematur, pasti memiliki tekanan emosional yang lebih tinggi, ditambah lagi kondisi sang bayi yang mungkin sangat kurang baik, dan ini pasti menjadi hari-hari buruk untuk anda lewati setiap hari mengingat bahwa bayi anda masih perlu penanganan intensif di rumah sakit. Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi rasa stress, menjadi lebih tenang, serta nyaman untuk anda dan juga bayi anda. Fokus untuk apa yang dapat anda lakukan hari ini, lakukan segala pekerjaan yang anda rencanakan hari ini dengan penuh semangat. Usahakan untuk selalu tersenyum, anda bisa menyalurkan perasaan positif k esekitar anda, dan tentunya ke bayi anda. Jangan terburu-buru, lakukan segalanya dengan tenang dan perlahan-lahan. Selalu bicara dan berpikiran positif “Saya disini untuk anak saya, kita pasti bisa melewati semua yang akan terjadi selanjutnya” Luangkan waktu sebentar untuk menarik nafas, relaksasikan otot-otot anda, dan segarkan pikiran anda.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
bagaimana-perkembangan-bayi-anda?
Dibaca 0 Pengguna
Bagaimana Perkembangan Bayi Anda?
Kenali perkembangan bayi anda dan catat kapan ia bisa melakukannya. Jika ditemukan satu atau lebih tanda bahaya dibawah ini, segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan ya! Usia Koreksi 2 Bulan Senyum Responsif (bila diajak senyum). Dapat bersuara/ cooing (ah, uh). Dapat membuka dan mengepal tangan. Dapat mengangkat kepala dan dada saat tengkurap. Segera konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan bila bayi: Tidak berespons terhadap suara keras. Tidak dapat menatap wajah. Tidak dapat mengangkat kepala saat tengkurap. Usia Koreksi 4 Bulan Tertawa spontan dan keras. Menoleh ke arah suara. Berguling (tengkurap ke telentang). Telapak tangan tidak mengepal. Bersuara/ cooing panjang (aah, uuh). Menopang dada dengan siku dan pergelangan tangan saat tengkurap. Bermain dengan jari-jari di tengah tubuh. Menggenggam benda. Segera konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan bila bayi: Tidak pernah memperhatikan sesuatu/ benda yang bergerak. Tidak pernah mengeluarkan suara atau bunyi (cooing). Tidak dapat menggerakkan tangan ke tengah tubuh. Usia Koreksi 6 Bulan Tersenyum ketika melihat wajah di cermin. Menoleh ketika namanya dipanggil. Mulai mengucapkan bunyi konsonan (bergumam dengan “m”,”b”). Duduk sebentar tanpa ditopang. Meraih dan mulai memindahkan barang dari satu tangan ke tangan yang lain. Mengeluarkan vokal bersama saat mengoceh (“ah”,”eh”,”oh”) dan suka bergiliran membuat suara dengan pengasuhnya. Berguling dari tengkurap ke telentang, dan sebaliknya. Meraup objek dengan 4 jari. Mencoba memasukkan makanan/ sesuatu ke mulut. Segera konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan bila bayi: Tidak pernah tersenyum/ tertawa. Wajah tanpa ekspresi dan tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak menoleh ke arah suara. Tidak pernah mengeluarkan suara vokal (“ah”,”eh”,”oh”). Tidak dapat mengangkat kepala dan menopang dada saat tengkurap. Tidak pernah berupaya untuk meraih benda yang berada dalam jangkauannya. Tangan (sering) mengepal. Tampak sangat kaku atau sangat lemas. Sumber : Kementerian Kesehatan RI. Kiat Meningkatkan Produksi ASI. Buku KIA untuk Bayi Kecil. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency). 2021:26-28.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
Konsultasi Bersama Pradini