Dibaca 6 Pengguna
ASI Donor Untuk Bayi Prematur
Di tulis oleh
ganar.gatul@gmail.com
|
05 September 2021
asi-donor-untuk-bayi-prematur

Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi utama yang diberikan pada bayi, baik bayi cukup bulan maupun bayi prematur. Bila ASI tidak dapat diberikan secara langsung maka rekomendasi selanjutnya adalah dengan pemberian ASI donor. Berdasarkan rekomendasi WHO, ASI donor merupakan alternatif bagi bayi prematur dengan suplai ASI yang tidak cukup dari ibu. ASI donor terbukti menurunkan risiko penyakit pencernaan, enterokolitis nekrotikans. ASI donor juga dapat meningkatkan toleransi minum pada bayi prematur secara lebih baik dibanding susu formula. Namun, pemberian ASI donor dilaporkan dapat meningkatkan risiko transmisi infeksi. Risiko ini dapat dikurangi melalui pengelolaan ASI donor, diantaranya screening donor ASI dan pasteurisasi.

Setiap ibu yang akan mendonorkan ASI-nya, harus memahami beberapa syarat pendonor ASI sebagai berikut:

  • Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
  • Sehat dan tidak mempunyai kontra-indikasi menyusui.
  • Produksi ASI sudah mencukupi kebutuhan bayinya dan mendonorkan ASI atas dasar produksi yang berlebih.
  • Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir.
  • Tidak mengonsumsi obat/hormon/produk yang mempengaruhi bayi.
  • Tidak ada riwayat penyakit menular pada ibu maupun suami.
  • Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular, menggunakan narkoba, perokok, atau peminum alkohol.
  • Harus menjalani screening yang meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan sitomegalovirus, yang dapat dilakukan setiap 3 bulan.

Perlu dipahami, setiap ibu pendonor harus berhenti mendonorkan ASI-nya apabila:

  • Jumlah ASI terlalu sedikit (<60 ml/hari selama 1 minggu).
  • Ibu atau bayi dari ibu pendonor ASI mengalami penyakit yang berkaitan dengan demam (termasuk jika terpapar dengan demam disertai ruam pada anggota keluarga yang lain), gastroenteritis (infeksi usus), atau penyakit kulit.
  • Ibu mengalami mastitis (radang payudara), memperoleh vaksinasi virus hidup dalam kurun waktu 4 minggu atau obat-obatan tertentu.

Namun, berbeda dengan ASI perah yang dapat diberikan langsung kepada bayi, ASI donor harus melalui proses pasteurisasi sebelum diberikan kepada bayi. Setelah syarat donor ASI terpenuhi, tahap penapisan risiko infeksi berikutnya adalah pasteurisasi ASI donor. Pasteurisasi bertujuan sebagai metode penapisan guna mencegah transmisi bakteri dan virus tertentu (termasuk HIV), meskipun ibu pendonor telah dipastikan sehat melalui screening untuk memberikan ASI donor. Pasteurisasi diharapkan menurunkan risiko penularan infeksi bakteri atau virus tertentu tanpa merusak komponen nutrisi dan zat kekebalan tubuh dalam ASI. Pasteurisasi juga dianjurkan apabila ASI berasal dari ibu yang mengalami peradangan payudara (mastitis) dan luka atau perdarahan puting.

Di Indonesia sendiri sudah ada peraturan tentang donor ASI, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Isinya menyatakan:

Pemberian ASI eksklusif oleh pendonor ASI dilakukan dengan persyaratan:

  • Adanya permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan.
  • Kejelasan identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh ibu atau keluarga dari bayi penerima ASI.
  • Adanya persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi yang diberi ASI.
  • Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak memiliki kondisi medis yang membuatnya tidak boleh memberikan ASI, termasuk menderita penyakit yang dapat menular lewat ASI.
  • ASI tidak diperjual belikan.

Selain itu, pemberian ASI juga wajib dilaksanakan berdasarkan norma agama dan mempertimbangkan aspek sosial budaya, mutu, dan keamanan ASI. Apabila berniat memberikan ASI donor kepada bayi Anda, akan lebih mudah jika Anda bergabung dengan komunitas-komunitas pemerhati donor ASI, untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat.


Referensi:

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. ASI Donor. 2015. Diunduh dari: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/donor-asi


2.
Arslanoglu S. et al. Donor Human Milk for Preterm Infants: Current Evidence and Research Directions. JPGN.2013. 57:535-42

Bagikan Artikel
Artikel Lainnya

peran-saudara-kandung-di-rumah-dalam-perawatan-bayi-prematur
Dibaca 9 Pengguna
Peran Saudara Kandung di Rumah Dalam Perawatan Bayi Prematur
Pulang dengan adik baru tentunya akan terjadi banyak perubahan di rumah. Kakak juga pasti sudah menantikan lahirnya sang adik baru selama berbulan-bulan dan akan banyak macam reaksi dari mereka akan perubahan ini. Mereka mungkin akan menanyakan bagaimana kondisi adiknya, apa saja yang akan dibutuhkan adiknya, bahkan banyak perubahan dalam perilaku mereka, seperti bertingkah agak frustasi akan perubahan ini, beberapa akan menunjukkan rasa cemburu terhadap adiknya, dan mereka akan sedikit mencari perhatian anda dengan selalu meminta tolong akan hal-hal yang sebenarnya sudah mereka kuasai sebelumnya. Respon terhadap stres anak akan hal ini berbeda-beda pada tiap anak dan tergantung pada banyak hal. Hal-hal umum yang dapat menyebabkan stres bagi si kakak baru dan beberapa reaksi yang biasanya akan muncul: Stresor: Takut berpisah dari orang tua Perasaan tidak diinginkan di rumah Reaksi umum Menguji otoritas orang tua Mengalami beberapa kemunduran keterampilan Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi bagaimana sang kakak akan berperilaku ketika berada disekitar adiknya yang baru lahir: Usia mereka saat adik baru lahir Jenis kelamin mereka dan adik bayi Seberapa lama sang adik tinggal di rumah sakit sebelumnya Respon mereka terhadap proses kelahiran Mengunjungi NICU Bagaimana proses mereka bertemu adik bayi untuk pertama kali Perubahan rutinitas rumah Sebagai orang tua tentu sudah tugas anda untuk mengatasi respon mereka, bagaimanapun itu. Berikut beberapa tips yang dapat anda lakukan agar si kakak merasa bahwa ia juga ‘spesial’ Libatkan mereka dalam proses persiapan untuk membawa adik bayi pulang, ke rumah pertama kali, jika memungkinkan. Miliki rutinitas harian setelah adik bayi pulang Tetapkan tugas khusus bagi mereka untuk ikut merawat adik bayi, jika memungkinkan. Biarkan mereka turut memilih mainan, buku dan pakaian untuk bayi. Anjurkan mereka untuk sering menghabiskan waktu bersama adik bayi Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas hanya berdua dengan mereka Berhati-hatilah saat membuat janji kepada kakak, jangan membuat janji jika anda tidak yakin bisa menepatinya. Karena tidak dapat dipungkiri terkadang kebutuhan medis adik bayi merupakan prioritas saat ini. Referensi :1. Tommy’s. Managing relationships after premature birth. 2020. Diunduh dari: https://www.tommys.org/pregnancy-information/premature-birth/coping-with-premature-birth/managing-relationships-after-premature-birth2. Beavis A G. What about brothers and sisters? helping siblings cope with a new baby brother or sister in the NICU. Infant. 2007. Volume 3, Issue 6; page 239-242.3. Hand to Hold. Navigating the NICU as a family: connecting siblings with NICU babies. 2017. Diunduh dari: https://handtohold.org/nicu-sibling-support/
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
biaya-yang-dibutuhkan-untuk-perawatan-intensif-di-nicu
Dibaca 10 Pengguna
Biaya yang Dibutuhkan untuk Perawatan Intensif di NICU
NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan tempat pertama yang akan dituju untuk perawatan para bayi dengan kebutuhan khusus seperti bayi prematur sejak dilahirkan. Tujuan utama seorang bayi dirawat di NICU adalah untuk menjaga kelangsungan hidup bayi yang lahir dalam kondisi lemah sampai tubuhnya mampu beradaptasi sendiri biasanya dari baru lahir hingga usia 30 hari. Bayi yang dirawat dalam ruang NICU memerlukan perawatan khusus di bawah pemantauan tim medis. Dokter dan perawat yang bertugas juga telah terlatih dalam mengurus bayi lahir prematur atau dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah agar bayi bisa tetap sehat dan dapat pulang kembali ke rumah mereka. Banyak hal yang dapat menentukan berapa lama bayi akan dirawat di ruang NICU. Beberapa pertimbangan ketika bayi sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, yaitu: Mampu makan tanpa bantuan selang, Bisa bernapas dengan baik tanpa adanya perubahan di organ dalamnya, Mampu mengatur suhu tubuhnya di luar inkubator NICU. Bayi yang harus dirawat ke dalam ruang NICU, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan ada biaya yang mencapai Rp10-15 juta/hari karena kebutuhan dan kondisi khusus bayi itu sendiri. Biaya rata-rata perawatan NICU di Indonesia sekitar Rp 500 ribu hingga 2 juta per hari, tergantung jenis kamar, kelengkapan alat-alat, dan jenis perawatan yang dibutuhkan. Dengan jumlah tersebut, masyarakat ekonomi lemah tentu tidak mampu menjangkaunya. Apabila bayi Anda harus mendapatkan perawatan di ruang NICU, pastikan Anda telah mendapatkan informasi yang lengkap mengenai fasilitas, biaya, serta aturan yang diterapkan rumah sakit. Berbagai informasi tersebut dapat Anda dapatkan dari dokter maupun dari petugas di rumah sakit.Sumber :1. Cheah I G S. Economic assessment of neonatal intensive care. Transl Pediatr. 2019. Volume 8(3); page 246-256.2. Narang A, Kiran P S S, Kumar P. Cost of neonatal intensive care in a tertiary care center. Indian Pediatr. 2005. Vol 42(10); 989-997.3. Shanmugasundaram R, Pdamapriya E, Shyamala J. Cost of neonatal intensive care. Indian J Peditr. 1998. Issue 65; 249-255.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
post-partum-depression-baby-blues
Dibaca 11 Pengguna
Post Partum Depression Baby Blues
Melihat kurangnya waktu tidur, tanggung jawab dan kewajiban baru, serti kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak heran jika banyak ibu baru merasa emosinya naik turun. Faktanya, depresi ringan dan mood swing adalah hal yang sangat sering dialami oleh ibu baru dan hal ini sering disebut dengan baby blues. Mayoritas wanita mengalami setidaknya beberapa gejala depresi pasca-melahirkan dan baby blues segera setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang tiba-tiba setelah melahirkan, ditambah dengan stres, kurang tidur, dan kelelahan merawat bayi. Jika gejala hanya muncul beberapa minggu setelah melahirkan ini hanyalah baby blues dan biasanya memang normal dialami ibu baru, namun jika gejala bertahan hingga berbulan-bulan dan malah semakin parah, anda mungkin mengalami hal yang disebut post partum depression. Pada awalnya gelaja post partum depression memiliki gejala yang sama dengan baby blues seperti mood swing, sering merasa sedih bahkan menangis tiba-tiba, sulit tidur, sering merasa lelah, kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya, serta mudah tersinggung dan marah. Perbedaannya gejala post partum depression biasanya lebih parah (seperti rasa putus asa, merasa tidak menjadi ibu yang baik, bahkan sampai tidak mau mengurus anak). Gejala lainnya yang mungkin muncul antara lain: Menjadi lebih menarik diri anda dari pasangan, atau merasa tidak memiliki ikatan (bonding) yang cukup dengan bayi Memiliki kecemasan yang berlebihan mengenai bayi anda, padahal tidak terjadi apa-apa dengan bayi anda Selalu merasa bersalah atau tidak berharga yang selalu membebani pikiran anda, bahkan anda terkadang sampai memiliki keinginan untuk bunuh diri Jika anda sudah merasakan gejala ini bahkan hingga lebih dari 2 minggu setelah melahirkan, segera konsultasikan dengan dokter, apalagi jika perasaan tersebut sampai mengganggu dan membuat anda kesulitan merawat bayi dan menjalani aktivias sehari-hari anda. Beberapa mungkin butuh pengobatan khusus seperti psikoterapi dan obat-obatan, namun pasti berbeda-beda bagi tiap penderita. Dan perlu diingat, dukungan keluarga sangatlah penting untuk keberhasilan terapi. Untuk ibu dengan bayi yang lahir prematur, pasti memiliki tekanan emosional yang lebih tinggi, ditambah lagi kondisi sang bayi yang mungkin sangat kurang baik, dan ini pasti menjadi hari-hari buruk untuk anda lewati setiap hari mengingat bahwa bayi anda masih perlu penanganan intensif di rumah sakit. Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi rasa stress, menjadi lebih tenang, serta nyaman untuk anda dan juga bayi anda. Fokus untuk apa yang dapat anda lakukan hari ini, lakukan segala pekerjaan yang anda rencanakan hari ini dengan penuh semangat. Usahakan untuk selalu tersenyum, anda bisa menyalurkan perasaan positif k esekitar anda, dan tentunya ke bayi anda. Jangan terburu-buru, lakukan segalanya dengan tenang dan perlahan-lahan. Selalu bicara dan berpikiran positif “Saya disini untuk anak saya, kita pasti bisa melewati semua yang akan terjadi selanjutnya” Luangkan waktu sebentar untuk menarik nafas, relaksasikan otot-otot anda, dan segarkan pikiran anda.
ganar.gatul@gmail.com
06 September 2021
Konsultasi Bersama Pradini