
Bayi prematur memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Semakin dini bayi prematur lahir, semakin besar juga kemungkinan memiliki masalah dalam perkembangan. Beberapa anak prematur mengalami kesulitan dalam proses berpikir dan belajar, atau masalah dengan perkembangan fisik, sosial maupun emosional mereka.
Masalah perkembangan bahasa bayi prematur
Sebagian besar bayi prematur mengalami perkembangan bahasa yang normal namun mungkin sedikit terlambat. Mereka mungkin akan lebih sulit berbicara dan memahami bahasa jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang lahir cukup bulan. Masalah berbahasa ini juga bisa menjadi tanda awal masalah pendengaran, berpikir dan belajar.
Masalah perkembangan fisik dan motorik pada bayi prematur
Mayoritas bayi prematur memiliki perkembangan fisik dan motorik yang khas, meskipun anak-anak prematur cenderung lebih pendek dan berat badan yang lebih kecil daripada bayi seusianya yang lahir cukup bulan.
Masalah motorik
Sekitar 40% anak yang lahir prematur mengalami gangguan motorik ringan. Ini termasuk masalah dengan:
- Keterampilan motorik halus – seperti memegang pensil
- Keterampilan problem solving - seperti mencari cara untuk berjalan melalui rintangan
- Koordinasi visual dan motorik – seperti mengenali dan mencontoh bentuk
- Keterampilan sensorimotor – seperti mengambil gelas terisi penuh tanpa menumpahkan isinya
Masalah perkembangan sensorik
Bayi prematur memiliki perkembangan pendengaran, penglihatan dan sensitivitas sensorik yang khas. Bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menjadi masalah pendengaran dibandingkan dengan bayi cukup bulan, tetapi sangat sedikit yang memiliki masalah di kedua telinga hingga membutuhkan alat bantu dengar atau implan koklea. Bayi prematur biasanya menjalani tes skrining pendengaran pertama kali saat mereka masih di rumah sakit.
Bayi prematur juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan penglihatan. Mereka cenderung memiliki masalah penglihatan yang ringan seperti rabun dekat atau rabun jauh, juling, atau sensitivitas terhadap kontras. Masalah penglihatan yang lebih parah biasanya akan muncul sejak dini. Bayi yang lahir prematur harus menjalani tes mata secara teratur selama berada di rumah sakit, sehingga bisa memperoleh penanganan lanjut lebih cepat.
Untuk perkembangan kepekaan sensorik, orang tua harus menyadari bahwa bayi prematur memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang tinggi terhadap cahaya dan suara. Beberapa bayi prematur tidak suka jika ada sesuatu masuk ke dalam mulutnya dan memiliki kesulitan untuk makan akibat koordinasi makannya yang belum baik. Bayi prematur juga memiliki ambang nyeri yang lebih rendah daripada bayi cukup bulan.
Masalah perkembangan berpikir dan belajar bayi prematur
Mayoritas bayi prematur memiliki perkembangan berpikir dan belajar yang khas, namun juga bisa berprestasi baik di sekolah. Namun, ada beberapa anak prematur akan mengalami gangguan perkembangan berpikir dan belajar. Misalnya, mereka mungkin memiliki masalah membaca, menulis, serta mengerjakan tugas. Hal ini akan anda sadari ketika mereka sudah mulai memasuki sekolah, sehingga membutuhkan perhatian dan dukungan ekstra di sekolah.
Masalah perkembangan sosial dan emosional bayi prematur
Sebagian besar bayi prematur memiliki perkembangan sosial dan emosional cukup berbeda dari bayi cukup bulan. Misalnya, pada tahun pertama kehidupan, bayi prematur cenderung kurang berinteraksi dengan orang lain dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Mereka cenderung akan lebih diam dan mengalihkan fokus ke hal lain untuk menghindari interaksi dengan orang lain, dan mereka mungkin akan lebih cepat marah dan mudah rewel. Bayi prematur cenderung mengalami kesulitan dalam mengatasi dan mengontrol perasaan mereka. Mereka lebih sulit untuk tetap tenang, makan dengan baik, dan tidur nyenyak. Beberapa bahkan mungkin akan mengalami perasaan rendah diri atau sulit berteman. Hal ini tidak akan terus bertahan sampai mereka sudah beranjak dewasa.
Bayi prematur juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (attention-deficit hyperactivity disorder / ADHD), spektrum autisme, gangguan cemas, dan depresi. Sebagai orang tua anda dituntut untuk bisa membaca bahasa tubuh mereka untuk mengetahui kapan bayi anda tertarik akan suatu hal dan kapan juga mereka ingin berhenti.
Referensi :
1. Field T et al. Infant Behaviour and Development. 2006.29:274-278
2. Villar J, Giuliani F, Barros F, Roggero P, Alejandra I, Zarco C dkk. Monitoring the Postnatal Growth of Preterm Infants: A Paradigm Change. Pediatrics. 2018;141.


