
Janin mengalami proses pertumbuhan serta perkembangan otak yang paling pesat selama trimester ketiga kehamilan, terutama pada minggu ke-26 sampai ke-36. Proses ini akan berlangsung baik dengan adanya asupan nutrisi yang adekuat (memadai) melalui plasenta selama periode tersebut.
Proses tersebut tidak berjalan pada bayi prematur yang harus lahir lebih dini. Pada bayi prematur, sebagian besar proses tumbuh-kembang berlangsung diluar kandungan, tanpa dukungan nutrisi dari plasenta. Bayi prematur memiliki banyak keterbatasan dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah satunya keterbatasan dalam penyimpanan nutrisi saat lahir dan memiliki risiko tinggi menderita kekurangan nutrisi yang berat. Hal ini disebabkan beberapa masalah medis bayi prematur, seperti (1). Keadaan umum yang tidak stabil; (2). Kesulitan menjalani masa transisi pada saat tidur ke keadaan bangun maupun sebaliknya; (3). Kurangnya koordinasi refleks menghisap, menelan dan bernapas; (4). Kontrol fungsi oral motor (gerak mulut) yang kurang baik. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan yang meningkat, kebutuhan metabolisme yang tinggi, cadangan energi tidak memadai, sistem fungsi kerja tubuh yang belum sempurna atau bahkan karena bayi dalam keadaan sakit.
Meskipun demikian, bayi harus tetap mendapat pasokan nutrisi yang cukup guna mengejar tumbuh-kembang yang optimal. Sumber makanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan bayi prematur tersebut adalah air susu ibu (ASI) yang berasal dari ibu. Pemberian ASI harus dilakukan sesegera mungkin, baik disusui secara langsung bila kondisi bayi stabil, dengan ASI perah (ASIP), atau melalui ASI donor bila suplai ASI dari ibu tidak mencukupi. Penggunaan susu formula khusus dapat dipertimbangkan pada keadaan khusus atas indikasi medis dan dalam pengawasan dokter.
Kejar tumbuh bayi prematur akan dipantau dengan kurva pertumbuhan khusus prematur, seperti Fenton maupun Intergrowth-21. Kenaikan berat badan bayi prematur diharapkan meningkat sekitar 30 gram/hari, panjang badan dan lingkar kepala bertambah 0,9 cm/minggu. Kejar tumbuh haruslah optimal, tidak boleh kurang dan tidak boleh juga berlebihan. Kejar tumbuh yang kurang akan meningkatkan risiko stunting pada bayi prematur, sebaliknya jika berlebihan akan meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes, hiperkolesterol, hipertensi yang dini di usia sekolah dan remaja. Oleh karena itu, sebaiknya bayi prematur ini rutin kontrol dan konsultasi dengan dokter spesialis anak hingga setidaknya minimal usia 3 tahun.
Referensi:
1. Ehrenkranz, R.A. Early Nutritional Support and Outcomes in ELBW Infants. Early Hum. Dev. 2010;86 (Suppl. 1): 21–5.
2. Villar J, Giuliani F, Barros F, Roggero P, Alejandra I, Zarco C dkk. Monitoring the Postnatal Growth of Preterm Infants: A Paradigm Change. Pediatrics. 2018;141.


