
Warna kuning pada kulit dan mata bayi, dikenal dengan ikterus atau jaundice, sering kali ditemukan pada bayi prematur akibat fungsi hati yang belum sempurna. Warna kuning ini sebenarnya berasal dari sel darah merah yang umurnya sudah habis dan harus dihancurkan. Hasil sisa dari penghancuran sel darah merah ini berubah menjadi bilirubin yang harus dikeluarkan/dibuang. Tingginya konsentrasi atau jumlah bilirubin inilah yang bisa menyebabkan kuning / jaundice.
Bila pada orang dewasa umur sel darah merah umumnya adalah kurang lebih 3 bulan, maka pada bayi prematur umumnya hanya 2 bulan saja, kemudian harus dihancurkan. Selain usia sel darah yang lebih singkat, fungsi hati yang tugasnya menjalankan fungsi metabolisme pada bayi prematur juga belum sempurna, sehingga terjadi penumpukan bilirubin dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata bayi. Keadaan ini akan bertambah berat apabila bayi mengalami dehidrasi, penyakit infeksi, serta asupan nutrisi yang tidak cukup.
Faktanya, kondisi bayi yang kuning adalah hal yang normal. Hal ini disebut dengan ikterus fisiologis. Yang mana kejadian pada bayi baru lahir yang cukup bulan dan sehat, cukup sering, yakni sebanyak 60%. Sedangkan pada bayi prematur, dengan kondisi tubuh mereka yang masih lemah, kuning terjadi pada 80% bayi prematur, dan hanya sekitar 1-3% diantaranya yang perlu perawatan khusus, seperti penyinaran. Kasus bayi kuning pada umumnya tidak perlu terapi khusus oleh dokter, tetapi harus dipantau kondisi klinisnya dan bila perlu bilirubinnya..
Lalu bagaimana kriteria kuning pada bayi yang masih dikatakan normal?
1. Kuning yang muncul pertama kali setelah 24 jam kehidupan bayi
2. Kuning yang kembali hilang dalam waktu <7 hari (bisa sampai 14 hari pada bayi prematur)
3. Kuning dimana saat dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin meningkat 5 mg/dl/hari
Jika kuning yang terjadi muncul lebih cepat atau kurang dari 24 jam pertama kehidupan, atau bertahan lebih dari 7 hari (14 hari pada bayi prematur), dan kadar bilirubin meningkat hingga > 5mg/dl/hari, maka segeralah konsultasikan hal ini dengan dokter untuk penanganan selanjutnya.
Bagaimana cara menilai kuning pada bayi? Berikan tanda sampai sejauh mana bayi tampak kuning jika dilihat dengan menggunakan cahaya matahari

Mengingat salah satu penyebab kuning adalah bayi yang kurang minum (meski tak berarti bila diberi minum sebanyak-banyaknya lantas bayi tidak akan menjadi kuning, karena fungsi hatinya yang belum optimal), maka pemberian ASI kepada bayi prematur setiap 1-2 jam sangatlah dianjurkan pada awal-awal minggu kehidupan. Pemberian cairan selain ASI harus dihindari jika memang dirasakan kurang dan atas saran dokter anak.
Memang ada sedikit sekali, sekitar 2-3%, ASI seorang ibu bisa mengandung enzim glukoronil transferase yang akan menghalangi proses metabolisme bilirubin untuk keluar dari tubuh. Namun, hal ini tidak berarti ibu harus menghentikan pemberian ASI kepada bayinya, karena kuning pada bayi dengan kasus ini cukup diobservasi dan pada beberapa kasus cukup diatasi dengan penyinaran. Jadi, tidak ada alasan pemberian ASI dihentikan pada bayi kuning. Yang penting bagi ibu adalah kenali bayi, dan segera konsultasi dengan dokter apabila ada gejala yang tak umum pada bayi, termasuk tampak ada gejala kuning.
Berikut akan dipaparkan tanda-tanda bahaya pada bayi kuning:
- Kulit tampak kuning
- Mata tampak kuning
- Tak mau minum
- Urin berwarna cokelat
- Demam
- Menangis dengan nada tinggi
- Muntah
- BAB pucat/dempul
Referensi :
1. Brodsky D, Quinn M. A parent’s guide to the late preterm infant. 2014. Diunduh dari: https://www.bidmc.org/-/media/files/beth-israel-org/centers-anddepartments/neonatology/jaundicelatepreterminfant.pdf
2. Verywellfamily. Jaundice in premature babies. 2020. Diunduh dari: https://www.verywellfamily.com/jaundice-in-preemies-causes-treatments-and-effects-2748405
3. Truman P. Jaundice in the premature infant. Paediatr Nurs. 2006; 18(5):20-22.
4. Lucey J F. Hyperbilirubinemia of prematurity. Pediatrics. 1960;25(4):690-710.


