
Proses memberikan ASI dapat diberikan secara langsung maupun berupa asi perah. Mayoritas ibu lebih nyaman jika memberikan ASI secara langsung kepada bayinya. Pemberian asi secara langsung tidak hanya sekedar memberikan nutrisi saja, namun ada kasih sayang yang disalurkan dan ikatan batin yang terjalin di antara ibu dan bayi. Namun beberapa kondisi menyebabkan hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk ASI perah. Misalnya pada bayi prematur di mana kemampuan bayi untuk mengkoordinasikan antara menghisap dan menelan yang masih belum sempurna, sehingga tidak memungkinkan untuk ibu memberikan ASI melalui menyusui secara langsung. Setelah ASI diperah, ASI bisa saja langsung diberikan kepada bayi atau disimpan. ASI perah dapat disimpan di lemari es atau freezer, dan biarkan tersimpan dalam keadaan beku. Untuk memberikannya kembali kepada bayi tentu tidak dapat dalam keadaan beku, berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan ketika mencairkan (thawing) ASI beku:
1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Selalu cairkan ASI yang terlama terlebih dahulu. Ingat pertama masuk, keluar pertama (first in first out). Perlu diingat bahwa, seiring berjalannya waktu, kualitas ASI bisa menurun.
2. Pindahkan ASI beku ke lemari es (bukan freezer) selama satu malam
3. Ada beberapa cara untuk mencairkan ASI Anda:
- Biarkan dingin dengan meletakkan di lemari es (bukan freezer) semalaman.
- Letakkan dalam wadah berisi air hangat atau suam suam kuku.
- Letakkan bawah air hangat yang mengalir.
4. Jangan pernah mencairkan atau memanaskan ASI di microwave. Microwave dapat merusak nutrisi dalam ASI dan membuat beberapa bagian ASI yang sangat panas yang dapat membakar mulut bayi.
5. Gunakan ASI dalam waktu 24 jam setelah pencairan di lemari es (maksudnya adalah sejak ASI tidak lagi membeku atau telah dicairkan seluruhnya, bukan sejak ASI dikeluarkan dari freezer).
6. Setelah ASI diletakkan di suhu ruangan atau telah dihangatkan, ASI harus segera diberikan kepada bayi dalam waktu 2 jam
Jangan pernah membekukan kembali ASI setelah dicairkan.
Referensi :
1. IDAI. Penyimpanan ASI perah. 2014. Diunduh dari: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/penyimpanan-asi-perah


