
Bayi yang lahir prematur memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan akibat lahir terlalu dini. Jika bayi tidak memiliki kesempatan untuk berkembang sempurna di dalam rahim dan lahir terlalu dini ke dunia, kemungkinan besar ia akan mengalami masalah pada otak.
Menurut Lucile Packard Children’s Hospital di Stanford University, perdarahan intraventrikular (Intraventricular Hemorrhage / IVH) paling sering terjadi pada bayi prematur yang lahir dengan berat kurang dari 2.000 gram. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah halus di otak bayi prematur pecah. Hal ini menyebabkan darah terkumpul di otak, yang dapat merusak sel saraf. Beberapa pembuluh darah yang rapuh mengelilingi ventrikel otak, yaitu suatu rongga di otak tempat cairan serebrospinal (CSF) mengalir. Pembuluh darah kurang berkembang pada bayi yang lahir dengan usia kandungan yang sangat muda. Mereka mulai menjadi lebih kuat setelah usia kandungan 32 minggu. Pembuluh darah ini sangat sensitif terhadap perubahan aliran dan tekanan darah. Jika aliran darah berubah, pembuluh darah akan rusak dan mulai mengeluarkan darah. Jika pendarahannya ringan, darah tetap berada di sekitar pembuluh darah. Jika perdarahan semakin parah, darah pecah ke ventrikel. Dalam kasus perdarahan terburuk, darah bisa bocor ke jaringan otak.
Gejala IVH meliputi:
- Anemia
- Lokasi yang bengkak atau meradang
- Menangis dengan nada tinggi
- Frekuensi detak jantung menurun
- Periode berhenti bernapas, atau apnea
- Kejang
- Refleks hisap yang lemah saat menyusui
Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan menggolongkan perdarahan dinilai dari grade 1 sampai 4 menurut tingkat keparahan perdarahan.
- Grade 1: Perdarahan terjadi di area kecil di ventrikel otak.
- Grade 2: Perdarahan terjadi di dalam ventrikel.
- Grade 3: Jumlah perdarahan sangat signifikan sehingga menyebabkan ventrikel membesar.
- Grade 4: Perdarahan tidak hanya masuk ke ventrikel, tetapi juga ke jaringan otak di sekitar ventrikel.
Pada grade 3 dan 4 menyebabkan pembekuan darah yang dapat menghalangi sistem sirkulasi untuk cairan serebrospinal. Penyumbatan ini disebut hidrosefalus.
Sayangnya, tidak ada pengobatan khusus untuk IVH. Sebaliknya, dokter menangani gejala bayi yang dapat muncul akibat kondisi tersebut. Juga tidak ada cara untuk mencegah kondisi tersebut terjadi.
Tidak ada pemeriksaan yang dapat memprediksi secara akurat seperti apa bayi prematur saat kecil atau nanti saat dewasa. Hanya waktu dan proses tumbuh-kembangnya yang akan menunjukkan apakah cedera otak akan berefek secara permanen.
Terkadang bagian lain dari otak bayi yang tidak mengalami cedera, mungkin dapat mengambil alih fungsi area yang rusak. Cinta, perhatian, dan dorongan, yang diterima anak dari keluarganya, juga mungkin memiliki pengaruh yang sangat penting pada hasilnya kelak.
Secara umum, bayi yang mengalami perdarahan dalam jumlah kecil (grade 1 dan 2) tidak mengalami masalah lebih banyak dibandingkan bayi prematur lain yang tidak mengalami IVH. Bayi yang mengalami perdarahan lebih parah cenderung mengalami masalah perkembangan saat mereka tumbuh. Banyak anak yang mengalami perdarahan derajat 4 mungkin mengalami masalah dalam mengontrol gerakan di sisi tubuh yang berlawanan dengan bagian otak yang cedera. Jika sisi lain otaknya normal, anak-anak ini seringkali dapat berfungsi cukup baik untuk bisa bersekolah seperti biasa. Hanya waktu yang akan menunjukkan sejauh mana cedera otak anak dan masalah jangka panjang apa yang akan dihadapi.
Referensi :
1. Medline Plus. Intraventricular hemorrhage of the newborn. 2019. Diunduh dari: https://medlineplus.gov/ency/article/007301.htm
2. Stanford Children’s Health. Intraventricular hemorrhage in babies. 2021. Diunduh dari: https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=intraventricular-hemorrhage-90-P02608


